Pada materi 1.1 kita sudah berdiskusi mengenai mandat MBKM. Saya berharap dengan mengetahui mandat MBKM yang harus Anda laksanakan, Anda bisa melaksanakan MBKM secara lebih terfokus. Pada materi kedua kita telah berdiskusi mengenai mengajukan pertanyaan yang tepat untuk membantu Anda menentukan apa yang perlu Anda pelajari dan lakukan, agar selama melaksanakan MBKM Anda dapat belajar sekaligus berdampak kepada masyarakat. Silahkan pikirkan kembali, Anda sudah sampai di mana selama melaksanakan MBKM sampai selama ini. Sekarang mari kita mulai mempelajari tahap demi tahap, mengenai berpikir analitis, kritis, dan kreatif itu sebenarnya apa. Kemudian kita lanjutkan dengan mengulas kembali, apakah apa yang Anda lakukan dari mempelajari materi kuliah 1.1 dan materi kuliah 1.2 sudah Anda lakukan dengan dilandasi berpikir analitis, kritis, dan kreatif?
2.1.1. MATERI KULIAH
2.1.1.1. Membaca Materi
Apa Itu Berpikir Analitis, Kritis, dan Kreatif?
Apa Itu Berpikir Analitis, Kritis, dan Kreatif?
Mungkin sejauh ini Anda masih penasaran, sebenarnya berpikir analitis, kritis, dan kreatif itu apa? Mudah-mudahan juga, di antara Anda ada yang menanyakan, mengapa ada tambahan berpikir kritis, padahal judul mata kuliah adalah analytic thinking & creative thinking (berpikir analitis dan berpikir kreatif)? Bahkan mungkin ada yang bertanya lebih kauh lagi, mengapa saya memberi judul blog mengenai mata kuliah ini Belajar Berpikir untuk Mengatasi Masalah? Jika Anda mulai ada yang bertanya seperti ini berarti Anda sudah melakukan apa itu berpikir analitis, kritis, dan kreatif. Tapi bagi yang belum berpikir sampai ke sana, materi ini adalah benar-benar untuk Anda. Anda perlu membacanya sampai benar-benar mampu menggerakkan Anda untuk selalu bisa bertanya sebelum melakukan sesuatu. Tentu saja bertanya dengan pertanyaan yang baik dan kepada orang yang tepat.
Untuk memudahkan kita memahami apa itu berpikir analitis, kritis, dan kreatif, misalkan Anda akan memasak suatu makanan. Berpikir analitis berkaitan dengan memikirkan bahan dan bumbu, perbandingan bahan dan bumbu tersebut satu sama lain, dan langkah-langkah yang perlu dilakukan. Berpikir kritis berkaitan dengan kriteria yang Anda gunakan untuk mengatakan suatu masakan adalah masakan yang enak. Berpikir kreatif berkaitan dengan keinginan Anda untuk menjadikan masakan yang telah Anda masak lebih enak dan disukai orang lain dan upaya yang Anda lakukan untuk membuat masakan lebih enak dan disukai banyak orang tersebut menjadi kenyataan. Jika Anda menginginkan definisi masing-masing, silahkan baca Bassham (2022) Introducrion to Critical Thinking: What is Critical Thinking?, Lane (2020) Logic and Analytucal Thingking: What is Logi? What is Analytical Thinking?, dan Cox (2013) Chapter 1: So What is Creativity?
Masih bingung? Saya coba membantu Anda, tapi karena Anda perlu berpikir analitis, kritis, dan kreatiif, jangan begitu saya menyetujui apa yang saya sampaikan:
- Berpikir analitis, berpikir dengan cara memilah masalah yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih mudah kita pahami dan kemudian mencari informasi mengenai bagian-bagiannya sebagai dasar untuk mengambil suatu kesimpulan.
- Berpikir kritis, berpikir dengan cara menimbang informasi yang kita peroleh sebagai dasar untuk menjawab setiap bagian dari masalah yang kita hadapi dan kemudian menentukan informasi mana saja yang dapat kita gunakan untuk menyelesaikan masalah secara keseluruhan agar dapat mencapai sesuatu yang kita harapkan.
- Berpikir kreatif, berpikir untuk menambahkan sesuatu yang baru ke dalam cara kita mengatasi masalah yang kita hadapi dengan cara membayangkan sesuatu yang belum ada dan kemudian mengupayakan untuk mengadakannya.
Masih juga bingung? Kalau memang masing bingung, coba pikirkan mengapa saya menambahkan berpikir kritis terhadap judul mata kuliah Analytic Thinking & Creative Thinking dan mengapa saya memberi judul Belajar Berpikir untuk Mengatasi Masalah sebagai judul blog mata kuliah tersebut. Jawabannya adalah karena berpikir analitis, kritis, dan kreatif adalah rangkaian proses yang saling berkaitan. Anda memulai dengan berpikir analitis, tetapi sebelum mampu berpikir kreatif terlebih dahulu Anda perlu mampu berpikir kritis, tidak langsung melompat dari berpikir analitis ke berpikir kreatif. Rangkaian ini didasarkan pada alur berpikir dari tahapan yang lebih rendah sampai ke tahapan yang lebih tinggi atau biasa dikenal rangkaian dari LOTS menjadi HOTS. Dalam hal ini LOTS adalah lower order thinking skill atau keterampilan berikir tingkat lebih rendah, sedangkan HOTS adalah higher order thinking skill atau keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi. Lalu bagaimana rangakaian beripikir dari LOTS ke HOTS itu?
Rangkaian beripkir dari LOTS ke HOTS sebenarnya merupakan proses yang kita lalui ketika mempelajari sesuatu, tetapi juga dapat kita gunakan untuk memahami sesuatu. Rangkaiannya, yang lazim dikenal sebagai Taksonomi Bloom, adalah sebagai berikut:
- Mengingat, memunculkan kembali dan mengenali sesuatu yang sudah pernah kita pelajari,
- Memahami, membuat sesuatu yang sudah pernah kita pelajari menjadi berguna dalam memposisikan diri dalam situasi yang kita hadapi,
- Menerapkan, menggunakan pemahaman terhadap situasi untuk merumuskan masalah yang kita hadapi,
- Menganalisis, membagi masalah yang kita hadapi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan berusaha mengatasi masalah bagian demi bagian untuk mengatasi masalah secara keseluruhan,
- Mengevaluasi, menimbang-nimbang cara yang akan kita gunakan untuk mengatasi masalah dengan cara memeriksa ulang dan meminta orang lain untuk memberikan masukan
- Menciptakan, mengumpulkan semua yang sudah kita peroleh untuk merencanakan apa yang kan kita lakukan.
Untuk memahami rangkain tersebut dalam bentuk infografik, silahkan periksa gambar berikut ini.
Rangkaian berpikir analitis ke berpikir kreatif menurut taksonomi Bloom Silahkan klik untuk memperbesar |
Dalam kaitan dengan bertanya sebagaimana yang sudah kita diskusikan pada materi 1.2, berikut adalah kata tanya yang dan kata kerja yang perlu kita gunakan dalam bertanya:
Kata tanya dan kata kerja yang perlu kita gunakan untuk berpikir secaraanalitis, kritis, dan kreatif Silahkan klik untuk memperbesar |
Maaf jika kata tanya dan kata kerja yang kita perlukan dalam bertanya masih dalam bahasa Inggris. Saya yakin Anda mengerti arti masing-masing. Tapi jika tidak, saya yakin Anda tahu kepada siapa Anda harus bertanya untuk memperoleh jawabannya.
Apakah Telah Bertanya dan Merumuskan Masalah secara Analitis, Kritis, dan Kreatif?
Setelah mengetahui kata tanya dan kata kerja apa yang kita perlu gunakan dalam bertanya agar kita dapat berpikir analitis, kritis, dan kreatif, mari kita kembali ke materi 1.2. Silahkan pikirkan, apakah pertanyaan yang Anda ajukan sampai sejauh ini sudah atau belum menerapkan cara berpikir analitis, kritis, dan kreatif. Untuk memutuskan, Anda perlu terlebih dahulu mengetahui bagaimana proses berpikir analitis, proses berpikir kritis, dan proses berpikir kreatif.
Berpikir secara analitis merupakan cara berpikir dengan berpfokus pada menyederhanakan sesuatu yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana. Prosesnya terdiri atas langkah-langkah: mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data dan informasi mengenai masalah yang dihadapi, memecah data dan informasi yang rumpit menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana, menggunakan penalaran logis untuk memahami dan memilah data dan informasi yang sudah dipecah, mengevaluasi pandangan dan pendapat, mengidentifikasi pola hubungan, membuag informasi yang tidak relevan, mengambil kesimpulan dalam bentuk rumusan masalah.
Berpikir secara kritis merupakan cara berpikir dengan berfokus pada penggunaan data dan informasi dan penalaran logis terhadap data dan informasi yang tersedia dalam menghadapi sesuatu. Prosesnya terdiri atas langkah-langkah: mengumpulkan data dan informasi mengenai masalah yang dihadapi, mengajukan pertanyaan yang tepat dalam mengumpulkan data dan informasi, mengumpulkan data dan informasi secara berimbang, menggunakan penalaran logis untuk menelaah data dan informasi, mempetimbangkan alternatif dalam menelaah data dan informasi, memperhatikan peluang terjadinya bias, menghibdari asumsi secara berlebihan, mempertimbangkan berbagai kemungkinan, dan merumuskan kesimpulan dalam bentuk rumusan masalah.
Berpikir secara kreatif merupakan cara berpikir dengan berfokus pada kemahiran kreatif (creatuve fluency) yang berfokus pada 5I, yaitu identify (mengidentifikasi), inspire (menginspirasi), interpolate (menambahkan), imagine (membayangkan), dan inspek (memeriksa). Prosesnya terdiri atas langkah-langkah: mengumpulkan pendapat mengenai masalah yang dihadapi (brainstorming), memberikan ruang kepada pendapat di luar dari yang lazim, mencoba melihat kemungkinan baru, mengenali pola dengan menghubungkan dan mempertentangkan pendapat, menggali ide baru dari hubungan dan pendapat yang dipertentangkan, menginternalisasi ide baru ke dalam cara pemecahan masalah, dan merumuskan masalah dengan menyertakan ide baru.
Berdasarkan uraian mengenai proses berpikir analitis, berpikir kritis, dan berpikir kreatif, silahkan tentukan perbedaan ketiga cara berpikir tersebut satu sama lain. Selanjutnya, silahkan baca kembali materi 1.1 dan materi 1.2 dan tentukan, sampai sejauh ini, apakah Anda sudah menggunakan cara berpikir analitis, kritis, dan kreatif dalam menghadapi masalah berkaitan dengan mandat yang Anda emban dalam melaksanakan MBKM, yaitu menentukan apa yang Anda pelajari dan apa yang Anda lakukan di lokasi MBKM. Jika ternyata belum, jangan khawatir, tidak ada satu orangpun yang bisa berpikir analitis, kritis, dan kreatif secara penuh setiap waktu. Menurut Crockett (2022), "None of us thinks critically, analytically, or creatively 100% of the time." Lagi pula, berpikir analitis, kritis, dan kreatif bukan merupakan sesuatu yang bisa dipelajari hanya dengan membaca, melainkan perlu disertai dengan berlatih dengan menghadapi masalah sebenarnya di lapangan.
Bagaimana Menalar Secara Logis Itu?
Menalar sebagaimana yang disebutkan dalam berpikir analitis dan kritis merupakan proses berpikir (thinking) dan kognisi (cognition) dengan menggunakan intelek (intellect) untuk menghasilkan suatu argumen (argument) logis dan sahih. Dalam hal ini, berpikir merupakan proses mengetahui sesuatu secara abstrak tanpa harus melibatkan panca indera, kognisi merupakan proses untuk memahami sesuatu dengan cara berpikir, menggunakan panca indera, dan pengalaman, dan intelek merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali, membandingkan, dan menghubungkan sesuatu. Menalar dibedakan menjadi menalar secara logis (logical reasoning) dan menalar intuitif (intuitive reasoning). Menalar secara logis dilakukan secara deduktif (deductive reasoning). secara inductif (inductive reasoning),dan secara abduktif (abductive reasoning).
Penalaran deduktif merupakan proses argumentasi untuk menghasilkan kesimpulan berdasarkan pada suatu pernyataan sudah diketahui benar atau salah sehingga dapat dihasilkan kesimpulan benar atau salah. Pernyataan yang sudah diketahui benar atau salah dalam suatu argumen disebut premis, terdiri atas premis mayor dan premis minor. Penarikan kesimpulan dalam proses penalaran logis dilakukan dengan menggunakan prosedur jika (mengenai premis) dilanjutkan dengan maka (mengenai kesimpulan) dengan menggunakan aturan pengambilan kesimpulan:
- Modus ponens (the law of detachment, hukum pemisahan). Contoh: Jika di pegunungan turun hujan (P), maka sungai akan banjir (P-->Q). Di pegunungan turun hujan, karena itu sungai banjir.
- Modus tollens (the law of contrapositive, hukum kontrapositif). Contoh: Jika di pegunungan turun hujan (P), maka sungai akan banir (P-->Q). Di pegunungan tidak turun hujan, karena itu sungai tidak banjir.
- Silogisme (syllogism). Contoh: Jika di pegunungan turun hujan maka sungai akan banjir. Jika sungai banjir maka akan timbul korban di korban di hilir. Di pegunungan turun hujan, karena itu timbul korban di hilir.
Penalaran deduktif sering disebut penalaran dari umum ke khusus, padahal sebagaimana dijelaskan di atas sebenarnya merupakan penalaran bersyarat, dengan premis sebagai syarat.
Penalaran induktif merupakan penalaran yang didasarkan prinsip bahwa semua yang ada di alam adalah realitas sehingga pengamatan terhadap sebagian realitas dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan terhadap realitas secara keseluruhan. Realitas keseluruhan dalam penalaran induktif dikenal sebagai populasi, sedangkan sebagian dari realitas yang diamati disebut sampel. Dalam penalaran induktif, kesimpulan berdasarkan sampel dikenakan terhadap populasi atau kesimpulan dari sebagian realitas diberlakukan terhadap relaitas secara keseluruhan sehingga lazim disebut generalisasi (generalization) atau pengambilan kesimpulan dari khusus ke umum. Penalaran indiktif mencakup:
- Penalaran generalisasi statistik (statistical generalization). Contoh: Dari sejumlah tanaman jagung yang diamati sebagai sampel di suatu desa, 80% ternyata mengalami kerusakan oleh ulat grayak amerika sehingga dapat disimpulkanbahwa 80% dari seluruh tanaman jagung di desa tersebut sangat mungkin mengalami kerusakan oleh ulat grayak amerika.
- Penalaran induktif silogisme statistik (inductive statistical syllogism). Contoh: Dari sejumlah tanaman jagung yang diamati sebagai sampel di suatu desa, 80% ternyata mengalami kerusakan oleh ulat grayak amerika, sedangkan tanaman jagung di salah satu dusun yang secara kebetulan tidak termasuk sebagai sampel, juga dapat disimpulkan 80% dari jumlah tanaman jagung di dusun tersebut mengalami kerusakan oleh ulat grayak amerika.
- Penalaran induktif prediktif (inductive prediction). Contoh: Dari sejumlah tanaman jagung yang diamati sebagai sampel di suatu desa, 80% ternyata mengalami kerusakan oleh ulat grayak amerika sehingga jika dilakukan pengamatan kembali terhadap sampel yang juga diambil secara acak pada musim tanaman berikutnya maka 80% dari jumlah tanaman jagung di desa tersebut sangat mungkin mengalami kerusakan oleh ulat grayak amerika.
- Penalaran induktif analogis (inductive analogy). Contoh: Dari seluruh tanaman jagung di duatu desa diambil dua sampel untuk mengamati kerusakan yang disebabkan oleh ulat grayak. Dari pengamatan terhadap sampel pertama ternyata menimbulkan kehilangan hasil sebesar 30% sehingga tanaman jagung pada sampel kedua yang tidak diamati kehilangan hasilnya juga sangat mungkin mengalami kehilangan hasil sebesar 30%.
- Penalaran generalisasi asal-asalan (anecdotal generalization). Contoh: Tanaman mangga di halaman rumah seseorang berbuah sangat lebat sehingga sangat mungkin seluruh tanaman mangga yang terdapat di desa yang bersangkutan juga berbuah lebat. Penalaran induktif ini menjadi sembarangan karena mangga yang terdapat di halaman rumah satu orang bukan merupakan sampel yang diambil dari seluruh tanaman mangga yang terdapat di desa yang bersangkutan.
Dalam penalaran induktif, kesimpulan yang dihasilkan merupakan kesimpulan yang sangat mungkin terjadi, bukan kesimpulan yang pasti terjadi.
Penalaran abduktif merupakan proses menalar dengan menggunakan argumentasi untuk menghasilkan kesimpulan mengenai suatu realitas berdasarkan pada penjelasan yang paling mungkin dari sejumlah pilihan penjelasan yang tersedia. Oleh karena itu, penalaran abduktif juga dikenal sebagai pengambilan kesimpulan berdasarkan pada penjelasan terbaik (inference to the best explanation). Penalaran abduktif secara logis (logic-based abduction) dilakukan dalam bentuk: Untuk realitas penembakan Brigadir Joshua tersedia sejumlah penjelasan, di antaranya Brigadir Joshua melakukan pelecehan terhadap istri atasannya. Namun kemudian berkembang banyak penjelasan lainnya, antara lain karena Brigadir Joshua melaporkan kepada istrinya bahwa atasannya berselinguh dan Brigadir Joshua memergoki istri atasannya berselingkuh. Agar penjelasan lain yang kemudian berkembang dapat diterima sebagai penjelasan terhadap realitas penembakan Brigadir Joshua maka penjelasan lainnya maka harus memenuhi 2 syarat: (1) penjelasan lainnyamerupakan bagian dari realitas tertembaknya brigadir Joshua tetapi tidak sama dengan penjelasan bahwa Brigadir Joshua melakukan pelecehan dan (2) penjelasan lainnya didukung dengan bukti-bukti yang konsisten sebagai bagian dari realitas tertembaknya Brigadir Joshua.
Penalaran logis tersebut di atas diperlukan dalam berpikir analitis, kritis, maupun kreatif. Dalam berpikir secara analitis, penalaran logis dikenakan terhadap cara membagi masalah yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dan kemudian dalam memilah dan memilih bagian mana yang digunakan sebagai dasar untuk merumuskan masalah. Dalam berpikir secara kritis, penalaran logis digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dan dalam menggunakan data dan informasi dalam merumuskan kesimpulan. Dalam berpikir secara kreatif digunakan dalam mengumpulkan, memilah, dan mengkaji kemungkinan yang dapat terjadi dari penggunaan ide baru dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, untuk berlatih berpikir analitis, kritis, dan kreatif, Anda perlu belajar menalar secara logis.
2.1.1.2. Membaca Pustaka
Seluruh pustaka yang digunakan untuk mata kuliah ini dapat diakses dan/atau diunduh secara gratis dari halaman Pustaka Kuliah. Khusus untuk mendalami materi kuliah 1.2 ini, silahkan akses dan/atau unduh dan kemudian baca pustaka sebagai berikut:
- Buku Teks: Bassham et al. (2022) Chapter 3, Browne & Keeley (2014) Chapter 3, Chapter 4, dan Chapter 5, Buku Panduan MKKM Kemendikubudristek (2020), Buku MBKM Undana (2022), Elder&Paul (2019) Part 2 Getting Started, Kallet (2014) Section I Chapter 2, dan Lane (2020) How ti Think Logically and How to Recognize Pallacies
- Websites: BINUS: Critical Thinking Vs Analytical Thinking Vs Creative Thinking, FutureFocusedLearning: Critical Thinking vs Analytical Thinking vs Creative Thinking dan Bloom’s Taxonomy Verbs, dan Indeed: How To Write a Problem Statement Step by Step (With an Example)
Materi kuliah ini disusun terutama berdasarkan pada buku teks dan website tersebut di atas disesuaikan dengan mandat MBKM dan kondisi yang mungkin Anda hadapi dalam melaksanakan MBKM.
2.1.2. PENUNTASAN MATERI
2.1.2.1. Projek KuliahUntuk mulai belajar berpikir analitis, kritis, dan kreatif, silahkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
- Setelah mengajukan pertanyaan sebagaimana pada pertanyaan 2.5.1 dan pertanyaan 2.5.2 dan memperoleh jawabannya sebagaimana yang sudah Anda laporkan pada laporan melaksanakan kuliah sebelumnya, rumuskan satu masalah utama yang perlu Anda atasi di lokasi magang
- Sejauh mana masalah yang telah Anda rumuskan dikomunikasikan dan diskusikan dengan pihak instansi, perusahaan, aparat pemerintah desa atau masyarakat?
- Jelaskan pengalaman berharga apa yang Anda peroleh dari mengkomunikasikan rumusan masalah dengan para pihak terkait.
- Bagaimana pengalaman berharga tersebut pada pertanyaan 2.5.3 dapat bermanfaat nanti setelah Anda menyelesaikan kuliah.
- Bagaimana pengalaman berharga tersebut pada pertanyaan 2.5.3 dapat menentukan sejauh mana Anda akan dapat berdampak terhadap masyarakat selama melaksanakan MBKM.
Silahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas sebagai bagian dari laporan melaksanakan kuliah yang wajib Anda masukkan secara daring.
2.1.2.2. Diskusi Mengenai Kegiatan MBKM dalam Kaitan dengan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah dan melaksanakan kegiatan MBKM sampai pada saat ini, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan/atau komentar mengenai aspek dari kegiatan yang Anda laksanakan dalam kaitan dengan materi kuliah ini. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas tanpa menuliskan nama/NIM terlebih dahulu, misalnya "Mohon menjelaskan mengenai perbedaan antara berpikir analitis, kritis, dan kreatif" (tanpa tanda petik). Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Rabu, 28 September 2022 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.
2.1.2.3. Pembagian Projek Kuliah Melalui Media Sosial
Setelah membaca materi dan pustaka kuliah dan melaksanakan MBKM sampai saat ini, silahkan bagikan kegiatan MBKM yang Anda laksanakan melalui media sosial yang Anda miliki dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang sudah sedang melaksanakan MBKM di ... dan menemukan bahwa ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang Anda miliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Rabu, 28 September 2022 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.
2.1.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH
Sebagai pertanggunjawaban adominsitasi bahwa kuliah sudah dilaksanakan, silahkan menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan mengerjakan projek kuliah sebagai berikut:- Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Jumat, 16 September 2022 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikan daftar hadir sudah ditandatangani;
- Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Rabu, 28 September 2022 pukul 24.00 WITA dan setelah memasukkan, silahkan periksa untuk memastikan laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah akan ditetapkan sebagai tidak mengikuti perkuliahan.
***********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan pertama kali pada 15 September 2022, belum pernah diperbarui.
Diterbitkan pertama kali pada 15 September 2022, belum pernah diperbarui.
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.
Bagaimanakah sikap kita yang baik dalam menanggapi suatu masalah serta bagaimana cara kita untuk memecahkan masalah tersebut?
BalasHapusTemukan akar permasalahan dan mencari jalan keluar untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan menggunakan kerangka berpikir yang logis.
HapusMenurut saya, sikap yang baik dalam menanggapi suatu masalah yaitu bagaimana saya bisa menghadapi dengan lapang dada masalah tersebut, setelah itu saya bisa mencari tahu akar permasalahan sehingga saya bisa menemukan solusi terbaik dengan berpikir secara kritis dan logis.
HapusMengapa berpikir secara kreatif harus berfokus pada kemahiran kreatif (creatuve fluency) yang berfokus pada 5I?
BalasHapusmengapa dalam berpikir secara kreatif digunakan dalam mengumpulkan, memilah, dan mengkaji kemungkinan yang dapat terjadi dari penggunaan ide baru dalam memecahkan masalah. ?
BalasHapus