Pada materi 1.1 kita sudah mendiskusikan mengenai berpikir itu sebenarnya apa. Kita juga sudah mencoba mendiskusikan mengapa dalam melaksanakan MBKM kita perlu berpikir, bukan sekedar melaksanakan saja hanya karena diwajibkan untuk melaksanakan. Kita juga sudah mendiskusikan tahapan yang perlu kita lalui dalam proses berpikir. Silahkan masing-masing pikirkan kembali, apa yang perlu Anda pelajari dan yang perlu Anda lakukan agar Anda dapat melaksanakan mandat MBKM dengan sebaik-baiknya, belajar sekaligus berdampak. Pada materi kuliah ini, kita akan mendiskusikan apa yang harus Anda lakukan, supaya orang lain tahu bahwa Anda berpikir, bukan hanya duduk sambil bengong, seperti ketika mengikuti kuliah di kampus. Kita akan membahas mengenai sesuatu yang menandakan bahwa kita berpikir, yaitu bertanya.
1.1.1. MATERI KULIAH
1.1.1.1. Membaca Materi
Bertanya dan Tidak Bertanya
Bertanya dan Tidak Bertanya
Dalam kehidupan sehari-hari Anda pasti pernah bertanya. Sebagai mahasiswa Anda tentu sudah tahu kata tanya apa, bagaimana, mengapa, tiga kata tanya yang seharusnya ditanyakan ketika mempelajari sesuatu. Menurut Neirotti (2021), di antara ketiga kata tanya ini, dua yang pertama adalah kata tanya yang paling umum digunakan di kalangan masyarakat pada umumnya, sedangkan kata tanya mengapa biasanya ditanyakan di kalangan tertentu. Silahkan Anda pikirkan, mengapa sampai demikian. Selain ketiga kata tanya itu, tentu Anda sudah mengenal kata tanya lainnya, siapa, di mana, kapan. Tetapi megapa ketika di ruang kelas mahasiswa jarang bertanya? Apakah sebagai mahasiswa Anda menerima begitu saja apa yang dikatakan oleh dosen? Atau apakah Anda tidak bertanya karena tidak mau berpikir? Seorang teman saya ketika saya kuliah di luar, bertanya kepada siapa, seandainya otak diperjualbelikan, otak orang apa yang kira-kira harganya paling mahal? Silahkan bantu saya mengingat, kata kawan saya ketika itu, ketika menjawab pertanyaannya sendiri, karena saya menjawab salah.
Kembali kepada topik pertama materi kuliah ini, mengapa kita bertanya, sebelum kemudian mendalaminya, bagaimana harus bertanya, supaya kita bisa memperoleh jawaban yang kita inginkan. Jika saya tanyakan kepada Anda, mengapa harus bertanya, kira-kira apa jawaban Anda? Mungkin jawaban Anda kita bertanya untuk mengetahui sesuatu. Tidak salah, tetapi kita bertanya sebenarnya lebih dari sekedar untuk mengetahui sesuatu. Kita bertanya untuk banyak tujuan lainnya, untuk memahami sesuatu, untuk menjelaskan sesuatu, dan seterusnya. Semuanya masih soal mengetahui. Padahal kita bertanya bukan hanya untuk mengetahui, memahami, atau dapat menjelaskan sesuati. Kita bertanya untuk berbagai tujuan lainnya.
Kita bertanya untuk mengetahui sesuatu, untuk mengurangi kebingungan, untuk mengarahkan pembicaraan kepada sesuatu yang kita inginkan, untuk menunjukkan kerendahan hati kepada orang lain, untuk membuat seseorang merasa penting, untuk membantu seseorang menemukan jawaban mengenai sesuatu, untuk memperoleh empati dengan mencoba mendengarkan jawabannya, untuk menarik perhatian orang lain, untuk memulai hubungan, untuk memperkuat hubungan, untuk mempengaruhi orang lain, untuk menunjukkan dengan rendah hati bahwa kita mengetahui sesuatu, untuk mencapai kesepakatan, untuk mengatasi suatu masalah ... Silahkan Anda menambahkan lagi, mengapa kita bertanya.
Setelah mengetahui mengapa kita perlu bertanya, adakah di antara Anda yang juga ingin tahu mengapa kita tidak perlu bertanya? Benar sekali, kita memang perlu bertanya, tetapi pada pihak lain kita juga tidak perlu bertanya. Lalu tidak perlu bertanya itu bertanya untuk apa? Silahkan Anda pikirkan, apakah Anda perlu bertanya untuk mempermalukan orang lain, untuk mencari kambing hitam, untuk menunjukkan kehebatan diri Anda, untuk menimbukan rasa takut, untuk memanipulasi orang lain, untuk menunjukkan diri sebagai korban ... Silahkan juga Anda menambahkan lagi, mengapa tidak perlu bertanya. Sekedar mengajak Anda merenung, bayangkan Anda sedang berada di ruang seminar skripsi teman Anda dan Anda ditunjuk sebagai pembahas. Anda tentu harus bertanya, dan saya membantu Anda memilih dua pertanyaan untuk menanyakan hal yang sama, Anda memilih pertanyaan yang mana:
- Coba jelaskan, apa yang Anda maksud dengan ...
- Saya ingin mendapat penjelasan, saya belum mengerti mengenai ...
Pilihan Anda untuk menyampaikan pertanyaan yang mana, merupakan jawaban terhadap pertanyaan bagaimana harus bertanya. Jika Anda memilih pertanyaan pertama, Anda bertanya untuk menguji, untuk menunjukkan seakan-akan Anda lebih hebat dari teman yang Anda tanyai. Jika Anda memilih pertanyaan kedua, Anda menunjukkan kerendahan hati, meninggikan derajat kawan yang Anda tanyai, meskipun sebenarnya Anda sudah mempunyai jawaban sendiri atas pertanyaan Anda. Memilih kata-kata dan cara merangkaikan kata-kata akan menentukan, jawaban seperti apa yang akan kita peroleh dari bertanya. Bukan hanya jawaban tentu saja, sebab kita bertanya bukan sekedar untuk memperoleh jawaban. Kita juga akan memperoleh tanggapan lain di luar jawaban, misalnya akan dihargai oleh orang yang kita tanyai atau sebaliknya.
Bagaimana Menanyakan dan Kepada Siapa Bertanya
Saya awali topik ini dengan cerita seorang kawan dosen, mengenai seorang mahasiswa sudah kuliah sampai semester 12 tapi belum melakukan penelitian skripsi. Ketika mahasiswa itu ditanya mengapa belum melakukan penelitian, jawabannya adalah karena belum menemukan masalah untuk diteliti. Mendapat jawaban itu, kawan saya menyarankan agar mahasiswa itu pulang kampung dan bertanya kepada pemuka adat dan pemuka masyarakat di kampung mengenai masalah apa yang mereka hadapi untuk dijadikan masalah penelitian. Setelah beberapa hari, ketika bertemu kembali dengan mahasiswa yang bersangkutan, teman saya bertanya, apakah sudah menanyakan masalah kepada para pemuka adat dan pemuka masyarakat di kampungnya. Dengan mantap si mahasiswa menjawab, "Sudah Bapa, saya sudah bertanya kepada beberapa orang. Semua menjawab tidak ada masalah, Bapa". Silahkan tebak, kira-kira apa yang ditanyakan oleh si mahasiswa, sehingga bisa memperoleh jawaban tidak ada masalah.
Cerita di atas menunjukkan bahwa jawaban yang kita peroleh dari sesuatu yang kita tanyakan bergantung pada apa yang kita tanyakan. Saking lugunya, untuk memperoleh masalah penelitian, si mahasiswa bertanya kepada para pemuka adat dan pemuka masyarakat di kampungnya, apakah ada masalah yang sedang mereka hadapi. Tentu saja para pemuka adat dan pemuka masyarakat mengatakan mereka tidak sedang menghadapi masalah apapun. Kampung sedang aman-aman saka, kata mereka, meskipun kenyataannya berbeda. Untuk bertanya mengenai masalah penelitian, Anda tidak bisa bertanya, "Bapa, apakah apakah ada masalah untuk saya teliti?" Orang kampung tentu tidak mengerti apa itu masalah penelitian. Sebelum bertanya, terlebih dahulu Anda berpikir, apa yang harus Anda tanyakan untuk memperoleh jawaban yang Anda harapkan.
Mengenai menanyakan masalah penelitian kepada para pemuka adat dan pemuka masyarakat di kampung, kawan saya sudah tepat menyarankan kepada siapa sebaiknya bertanya. Banyak penelitian skripsi mahasiswa meneliti masalah yang sekedar dideduksi dari membaca buku teks atau artikel jurnal ilmiah. Deduksi merupakan cara menalar dengan mengambil kesimpulan baru berdasarkan suatu realitas yang diyakini memang ada. Karena buku teks atau artikel jurnal ilmiah menyatakan bahwa benih harus ditugal secara dalam barisan dengan jarak tanam tertentu dan kenyataannya tanaman jagung tidak ditanam demikian maka mahasiswa membuat penelitian mengenai barisan dan jarak tanam jagung. Padahal di lahan yang berbatu sebagaimana halnya di Timor, bagaimana caranya menanam dalam barisan dengan jarak tanam teratur? Penelitian yang dilakukan memang menjadikan si mahasiswa sarjana, tetapi tidak menyentuh masalah yang dihadapi masyarakat. Bertanya kepada orang di sekitar kita bisa membantu kita menjadikan apa yang kita lakukan relevan terhadap realitas di sekitar kita. Malu bertanya mungkin tidak selalu membuat kita sesat, tetapi dapat membuat apa yang kita lakukan tidak berdampak bagi orang lain.
Oleh karena itu, menurut Berger (2014), sebelum bertanya kita perlu memikirkan bagaimana cara bertanya, agar kita memperoleh jawaban yang kita harapkan, dan dihargai oleh orang yang kita tanya. Anda perlu memikirkan bagaimana bertanya agar:
- Membantu mengatasi tantangan yang Anda hadapi dengan lebih baik, daripada cara yang Anda lakukan sekarang
- Membantu Anda belajar lebih banyak mengenai sesuatu daripada memojokkan seseorang seakan-akan tidak tahu apa-apa
- Membantu meningkatkan kemampuan berpikir orang yang Anda tanya, bukan menjadikan orang yang Anda tanya tampak bodoh
Bertanya untuk memperoleh jawaban yang Anda inginkan, Berger Berger (2014) menyarankan:
- Bertanya dengan menunjukkan rasa ingin tahu
- Bertanya dengan pertanyaan terbuka
- Bertanya dengan penuh perhatian
- Bertanya untuk menggali lebih dalam
Bertanya merupakan awal dari belajar berpikir analitis, kritis, dan kreatif. Oleh karena itu Anda perlu belajar bertanya. Bukan sekedar bertanya, melainkan bertanya dengan cara yang baik sehingga Anda tidak hanya mendapat jawaban yang Anda inginkan, melainkan juga diterima dan dihargai oleh orang yang Anda tanyai.
Untuk memperoleh jawaban yang kita inginkan, sebelum bertanya kita juga perlu memikirkan kepada siapa kita bertanya. Dalam contoh menanyakan masalah penelitian di atas, kawan saya sudah benar menyarankan agar mahasiswa bertanya kepada para pemuka adat dan pemuka masyarakat. Pemuka adat dan pemuka masyarakat adalah orang-orang yang mengetahui masalah yang dihadapi di kampung. Namun para pemuka adat dan para pemuka masyarakat bisa saja tidak saling sedang baik-baik saja satu sama lain. Mereka bisa mempunyai konflik kepentingan satu sama lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan kepada siapa bertanya, Anda perlu terlebih dahulu memetakan situasi (situational mapping) untuk mengetahui hubungan antara orang dengan sumberdaya yang dikuasainya dan hubungan antar orang dalam usaha yang mereka lakukan untuk menguasai sumberdaya di sekitar mereka. Melalui pemetaan situasi Anda bisa mengetahui hubungan kuasa (power relations), yaitu hubungan sosial yang menunjukkan siapa yang menentukan apa yang boleh dilakukan oleh orang lainnya. Dalam memilih kepada siapa Anda bertanya, Anda perlu memilih kepada siapa harus bertanya berdasarkan peta situasi dan hubungan kuasa yang terjadi di lokasi MBKM, agar jawaban yang Anda peroleh benar-benar mewakili keadaan yang dihadapi di lokasi tersebut.
Memilih Jawaban untuk Merumuskan Masalah
Setelah bertanya kepada beberapa orang, bisa jadi Anda mendapat jawaban yang berbeda-beda. Menghadapi situasi demikian, Anda perlu memikirkan bagaimana memilih jawaban yang tepat. Dari bertanya mengenai apa yang Anda bisa pelajari di lokasi MBKM, mungkin Anda mendapat jawaban yang mengarah kepada hal yang berbeda-beda. Ada yang mengarahkan Anda untuk belajar mengenai kepemimpinan (leadership), ada yang mengarahkan Anda untuk belajar mengenai dinamika kelompok tani (farmer group dynamics), ada yang mengarahkan Anda untuk belajar mengenai pangan lokal (local food), dan sebagainya. Anda perlu memikirkan, Anda perlu memfokuskan diri untuk belajar yang mana, dengan memikirkan yang mana bisa Anda harapkan dapat membantu Anda menghadapi masalah setelah Anda menyelesaikan kuliah nanti.
Bersamaan dengan memikirkan untuk memilih jawaban mana yang memungkinkan Anda belajar sesuatu yang bermanfaat bagi diri Anda, jawaban juga perlu Anda pikirkan mana yang memungkinkan Anda berdampak di lokasi MBKM. Ketika bertanya mengenai hal ini, Anda bisa jadi memperoleh jawaban yang sangat beragam. Bisa jadi setiap orang akan memberikan jawaban yang berbeda, bergantung pada kepentingan masing-masing. Misalnya ketika menanyakan mengenai masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program TJPS (tanam jagung panen sapi), Anda akan memperoleh bermacam-macam jawaban, mulai dari seseorang yang menjawab tidak dilibatkan, sampai yang tidak memperoleh sarana produksi yang dijanjikan, sampai yang mengatakan harga jual yang terlalu rendah. Menghadapi jawaban seperti ini, Anda perlu memikirkan, jawaban mana yang Anda perlu pilih agar Anda bisa berdampak kepada masyarakat setempat.
Untuk memilih jawaban yang tepat dari sekian jawaban yang Anda terima, Anda perlu memilih jawaban-jawaban yang memungkinkan Anda untuk merumuskan masalah. Dalam hal ini masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Misalnya, setelah menyelesaikan kuliah Anda berharap bisa menggerakkan masyarakat untuk melakukan sesuatu. Anda juga berharap, di lokasi MBKM Anda ingin melakukan sesuatu yang memungkinkan petani dapat menjual hasil panen dengan harga yang lebih baik. Untuk memungkinkan hal itu dapat Anda lakukan, terlebih dahulu Anda perlu merumuskannya menjadi satu pernyataan masalah (problem statement) yang mudah dimengerti oleh pihak-pihak terkait yang secara bersama-sama merupakan pemangku kepentingan (stakeholders). Untuk memilih jawaban yang Anda peroleh dari bertanya kepada banyak orang agar Anda dapat merumuskan pertanyaan, Anda perlu berpikir kritis (critical thinking).
Anda perlu memikirkan, jika saya belajar mengenai X maka mungkin waktunya tidak mencukupi, kesulitan menemukan orang yang bisa menjadi narasumber, dan sebagainya. Jika Anda memilih melakukan kegiatan Y, Anda perlu memikirkan, apakah ada orang yang bersedia membantu Anda, apakah Anda dapat mengakses sumberdaya yang Anda perlukan, siapa yang akan menerima manfaat (beneficiaries) dari kegiatan yang Anda lakukan, dan sebagainya. Berpikir dalam kerangka jika --> maka akan mengarahkan Anda merumuskan masalah dengan lebih baik. Dari merumuskan masalah Anda akan memperoleh rumusan masalah dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua hal. Hal pertama adalah situasi yang Anda hadapi dan hal kedua adalah situasi yang Anda harapkan. Misalnya Anda merumuskan masalah mengenai sesuatu yang akan Anda pelajari di lokasi MBKM dalam bentuk pernyataan "Saya memutuskan mempelajari pangan lokal agar setelah saya menyelesaikan pendidikan dapat mengembangkan bisnis kuliner yang belum banyak dilakukan orang lain". Mengenai melaksanakan mandat berdampak, Anda merumuskan masalah dalam bentuk pernyataan "Saya membantu memasarkan jagung hasil TJPS dengan menghubungkan petani langsung dengan pengusaha pakan ternak di kota terdekat".
1.1.1.2. Membaca Pustaka
Seluruh pustaka yang digunakan untuk mata kuliah ini dapat diakses dan/atau diunduh secara gratis dari halaman Pustaka Kuliah. Khusus untuk mendalami materi kuliah 1.2 ini, silahkan akses dan/atau unduh dan kemudian baca pustaka sebagai berikut:
- Buku Teks: Bassham et al. (2022) Chapter 2, Browne & Keeley (2014) Chapter 1 dan Chapter 2, Buku Panduan MKKM Kemendikubudristek (2020), Buku MBKM Undana (2022), Elder&Paul (2019) Part 2 Getting Started, Kallet (2014) Section I Chapter 1 dan Chapter 2, dan Lane (2020) Facts vs Opinions
- Websites: BINUS: Critical Thinking Vs Analytical Thinking Vs Creative Thinking, FutureFocusedLearning: 5 Steps to Asking Good Questions, dan Indeed: Asking the Right Questions -- Importance, Steps and Tips.
Materi kuliah ini disusun terutama berdasarkan pada buku teks dan website tersebut di atas disesuaikan dengan mandat MBKM dan kondisi yang mungkin Anda hadapi dalam melaksanakan MBKM.
1.1.2. PENUNTASAN MATERI
1.1.2.1. Projek KuliahUntuk mulai belajar berpikir analitis, kritis, dan kreatif, silahkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
- Setelah melaksanakan MBKM sampai selama ini dan memikirkan agar Anda dapat sukses melaksanakan MBKM, hal penting apa yang dapat Anda pelajari di lokasi MBKM yang akan bermanfaat nanti setelah Anda menyelesaikan kuliah?
- Setelah melaksanakan MBKM sampai selama ini dan memikirkan agar Anda dapat sukses melaksanakan MBKM, hal penting apa yang dapat Anda lakukan di lokasi MBKM yang Anda harapkan akan bermanfaat bagi instansi, perusahaan, pemerintah desa, atau masyarakat setempat?
- Sejauh mana Anda sudah mengkomunikasikan dan mendiskusikan pertanyaan pada butir 2.5.1 dan pertanyaan pada butir 2.5.2 dengan pihak instansi, perusahaan, pemerintah desa, atau masyarakat setempat?
- Ketika Anda mengkomunikasikan dan mendiskusikan pertanyaan pada butir 2.5.1 dan pertanyaan pada butir 2.5.2 dengan pihak instansi, perusahaan, pemerintah desa, atau masyarakat setempat, pertanyaan apa yang Anda sampaikan?
- Jawaban seperti apa yang Anda peroleh terhadap pertanyaan yang Anda sampaikan?
Silahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas sebagai bagian dari laporan melaksanakan kuliah yang wajib Anda masukkan secara daring.
1.1.2.2. Diskusi Mengenai Kegiatan MBKM dalam Kaitan dengan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah dan melaksanakan kegiatan MBKM sampai pada saat ini, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan/atau komentar mengenai aspek dari kegiatan yang Anda laksanakan dalam kaitan dengan materi kuliah ini. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas tanpa menuliskan nama/NIM terlebih dahulu, misalnya "Mohon menjelaskan mengenai perbedaan antara berpikir analitis, kritis, dan kreatif" (tanpa tanda petik). Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Rabu, 14 September 2022 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.
1.1.2.3. Pembagian Projek Kuliah Melalui Media Sosial
Setelah membaca materi dan pustaka kuliah dan melaksanakan MBKM sampai saat ini, silahkan bagikan kegiatan MBKM yang Anda laksanakan melalui media sosial yang Anda miliki dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang sudah sedang melaksanakan MBKM di ... dan menemukan bahwa ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang Anda miliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Rabu, 14 September 2022 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.
1.1.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH
Sebagai pertanggunjawaban adominsitasi bahwa kuliah sudah dilaksanakan, silahkan menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan mengerjakan projek kuliah sebagai berikut:- Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Jumat, 9 September 2022 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikan daftar hadir sudah ditandatangani;
- Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Rabu, 14 September 2022 pukul 24.00 WITA dan setelah memasukkan, silahkan periksa untuk memastikan laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah akan ditetapkan sebagai tidak mengikuti perkuliahan.
***********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan pertama kali pada 15 September 2022, belum pernah diperbarui.
Diterbitkan pertama kali pada 15 September 2022, belum pernah diperbarui.
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.
Apa perbedaan bertanya dengan menunjukkan rasa ingin tahu
BalasHapusdan bertanya untuk menggali lebih dalam?
Sebenaranya sama saja dimana tujuan dari bertanya agar bagaimana kita sendiri bisa memahami apa yang ingin kita ketahui. Dari bertanya inilah kita akan mengetahui apa yang kita ingin tanyakan dan juga diberikan informasi-informasi tersebut
Hapusperbedaannya tidak terlalu jauh berbeda karena ketika kita ingin bertanya untuk ingin lebih tahu maka kita ingin menggali lebih dalam suatu masalah atau suatu kalimat yang pasti dari jawaban tersebut
Hapus